“ Aku ke kosan sekarang ya, kita makan diluar hari ini. Aku bosen makan sendiri terus. Kamu pulang jam berapa?”“ Aku pulang setelah magrib mas, mas jemput aku ditempat biasa. Kita mau makan dimana?”“ Terserah kamu, mau makan dimana yang penting ada yang aku ajak ngobrol.”“ Oke mas, see you ya! Aku sayang kamu :*”
Itu percakapan? Bukan,
itu hanya penggalan chat bbm ku dengan mas helmi setahun silam. Masih aku
simpan, dan aku buka ketika aku merindukannya.
“ Naura, boleh aku bicara empat mata denganmu besok? Aku ingin mengatakan sesuatu naura. Aku mohon, luangkan waktumu sebentar untukku.”“ Mas, mau bicara apa lagi. Bukannya kita sudah berakhir? Aku tak ingin ada yang salah paham ketika mas menemuiku seperti dulu. Maaf mas, naura tidak bisa.”
Itu percakapan terakhir
kami di bbm. Sejak saat itu aku dan mas helmi tak pernah lagi berkomunikasi
lewat masenger apapun, apalagi bertemu secara langsung.
Tak pernah ada niatan
sedikitpun bagiku untuk kembali pada maas helmi. Walaupun sampai sekarang aku
masih sendiri dan masih ada sedikit rasa yang tersisa, tak ada pikiran untuk
menjalin kembali hubungan dengan mas helmi.
Bagiku sekarang mas
helmi hanya penggalan kisah lama, yang bisa aku kenang. Yang tak mungkin
terhapuskan. Walauopun usang, tapi tetap berkesan. Terimakasih kenangan.